Bersiaplah Sebelum Robot Menggantikan Manusia Perkembangan teknologi dan inovasi revolusi Indutri 4.0 membawa sedikit mimpi buruk, mesin akan menggantikan tenaga manusia. Bagaimana nasib manusia berikutnya, bila banyak pekerjaan diambil alih mesin? Buku ini menjawab dan memberikan proyeksi langkah yang perlu disiapkan tenaga kerja manusia memasuki dunia penuh otomatisasi. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas telah banyak mesin lahir guna mempermudah pekerjaan manusia. Dengan ditemukannya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) mesin bekerja semakin pintar dan menggantikan banyak manusia. Mesin dengan AI menghasilkan pekerjaan lebih baik, lebih produktif, dan lebih memuaskan. Suka atau tidak, kehadiran inovasi kecerdasan buatan akan mengubah cara-cara produksi yang usang dengan cara baru memanfaatkan mesin-mesin yang lebih menguntungkan (hlm 10). Usaha-usaha yang berubah menjadi digital akan memaksa perubahan organisasi manusia dan proses menggunakan mesin-mesin baru. Industri akan bersaing dalam permodalan dan usaha di bidang penguasaan Big Data, mesin baru, dan model bisnis. Data yang dihasilkan perangkat IoT dan instrumentasi atas semua orang, tempat, dan benda menjadi dasar penentuan bisnis. Lalu, bermunculan model bisnis baru yang memonetisasi layanan dan solusi berdasarkan sistem intelijen. Tak diragukan lagi, otomasisasi robotis akan mengeliminasi porsi besar lapangan kerja. Peneliti Universitas Oxford memprediksi, 47 persen pekerjaan di AS akan terotomatisasikan pada 2025. Buku ini menyajikan risiko-risiko perkembangan teknologi menggantikan tenaga manusia dan cara menyikapinya. Mesin baru dengan kecerdasan buatan akan mengubah lapangan pekerjaan negara-negara G7 dengan cara otomasisasi, peningkatan, dan penciptaan pekerjaan. Diperkirakan 12 persen pekerjaan sekarang akan diambil-alih sistem kecerdasan. Sekitar 75 persen pekerjaan akan digantikan atau diperkuat oleh bot. Pekerjaan baru akan diciptakan sekitar 13 persen dari kategori pekerjaan baru (hlm 35). Perubahan pola bisnis Netflix dan Uber menjadi contoh menarik. Cara Netflix mampu memutarbalikkan dunia usaha di industri dan jejaring televisi. Netflix kini memiliki 75 juta pelanggan seluruh dunia. Netflix mampu menyediakan konten dan mengumpulkan data melaui perangkat-perangkat yang terhubung Internet, sekaligus mempelajari karakter konsumennya. Tempat penyimpanan Netflix menampung sebanyak 10 petabyte informasi (1 petabyte = 13,3 tahun streaming video HD). Netflix berhasil menggunakan big data, mesin baru yang terhubung dengan Internet of Things, dan model bisnis baru dalam melayani konsumen di seluruh dunia. Begitupun Uber yang mampu menciptakan mesin baru cerdas menghubungkan secara cepat antara konsumen dan pelayanan mobil taksi. Ini secara langsung memotong biaya dari kartu kredit serta mencatat peringkat penumpang dalam hitungan detik. Model bisnis baru ini telah menggantikan, bahkan mematikan perusahaan-perusahan taksi konvensional yang tidak mau mengubah model bisnisnya. Selain itu, kecerdasan buatan dalam mesin-mesin pintar akan meningkatkan standar kehidupan dan menciptakan pekerjaan yang lebih. Mereka juga akan meninggalkan mereka yang tidak bisa beradaptasi atau berkompetisi. Menghadapi perubahan ini, yang harus dilakukan, mulai mengotomatisasi pekerjaan, perkuat setiap sumber daya manusia, dan menginstrumenkan semuanya. Juga temukan semua kemungkinan di masa depan. Pemenang dalam era digitalisasi ini yang akan mencetak sejarah dan temuan baru. Pertanyaannya, apakah kita hanya menjadi penonton dan konsumen, atau ikut serta menjadi agen perubahan? (Tri Wahyu Cahyono - sumber: www.koran-jakarta.com)
|