Cerdas dalam Menilai Peserta Didik Sebagus apa pun perencanaan dan proses pembelajaran, bila tanpa evaluasi, kurang sempurna. Evaluasi yang baik akan menghasilkan gambaran potensi peserta didik secara utuh. Data tersebut bisa menjadi input bagi guru untuk mengintervensi edukatif berdasar keunikan setiap murid. Buku Super Lengkap Evaluasi Belajar - Mengajar perlu disimak para guru dan pengelola lembaga pendidikan agar guna memperoleh gambaran holistik perkembangan dan keunikan murid. Buku ini mengidentifikasi evaluasi dalam tiga karangka dasar: evaluasi pembelajaran, program, dan sistem. Penyederhanaan cakupan evaluasi berlandaskan Pasal 57 Ayat 2 UURI No 20 Tahun 2003: Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk seluruh jenjang satuan serta jenis pendidikan. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang harus dipegang bagi guru seperti adil, objektif, komprehensif, kontinuitas, kooperatif, praktis dan follow-up (hlm19-20). Prinsip komprehensif masih banyak diabaikan dengan memvonis siswa bodoh hanya berpatokan pada satu instrumen penilaian kognitif, tanpa melihat aspek afektif dan psikomotorik. Dalam rangka mengimbangkan aspek penilaian tersebut, maka dalam bab 7, ada panduan instrumen penilaian sikap yang dilakukan dengan mengamati perilaku siswa di lingkungan belajar. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran antara lain sikap terhadap materi pelajaran, guru/pengajar, dan proses pembelajaran. Kemudian juga sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma tertentu dan sikap berkaitan dengan tujuan pendidikan (hlm 126-127). Ada beberapa metode menilai. Di antaranya, mengobservasi perilaku siswa di dalam kelas ataupun lingkungan sekolah. Cara lainnya, melalui instrumen catatan harian. Observasi di sekolah bisa dilakukan menggunakan buku catatan harian, khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah (hlm 128). Bisa juga melalui laporan pribadi di sekolah. Misalnya, siswa diminta menulis pandangannya tentang kerusuhan antaretnis yang selalu terjadi di Indonesia. Dari ulasannya, guru bisa membaca dan memahami kecenderungan sikap siswa (hlm 129). Di sinilah guru bisa memahami pandangan tiap-tiap siswa. Andai pandangan yang tak sesuai dengan spirit persatuan, maka guru bisa mencegah dengan memberi pemahaman yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan. Guru bisa menggunakan skala sikap dalam tabel berisi aspek sikap yang perlu dikembangkan. Guru juga mengobservasi aktivitas siswa dalam berdiskusi, kegiatan massal di sekolah dan masyarakat (hlm 30). Guru dituntut lebih intens mengamatai murid di dalam dan luar kelas. Observasi juga bisa dengan mempertanyakan langsung sikap siswa berkaitan misalnya isu akan diterapkannya full day school. Berdasarkan jawaban dan tanggapannya, guru bisa memberi penilaian. Buku ini juga mengulas secara rinci cara membuat uraian, mengonstruksi pilihan ganda, membuat soal benar salah dst. Buku ini sangat cocok bagi guru agar mampu melakukan penilaian yang utuh pada peserta didik. (Fitri Wijayanti)
|