Berbuat baik tidaklah sulit. Bisa dimulai dari hal-hal kecil. Di buku ini, pembaca disuguhi cerita-cerita sederhana yang menginspirasi. Berbuat baik bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, dan untuk siapa saja. Kebaikan bisa melintasi perbedaan usia, ras, kelas sosial, bahkan agama.
Selain cerita tentang kebaikan sehari-hari, buku ini menyertakan kalimat-kalimat hikmah yang bisa mengingatkan pentingnya berbuat baik. Buku ini terdiri dari delapan bagian. Tiap bagian menceritakan fenomena keseharian yang dilihat dan dialami penulis dan orang-orang sekitar. Kisah tentang seorang ibu muda yang berbuat baik di sebuah kereta Commuter Line menjadi pembuka kisah. Ibu muda itu merelakan tempat duduknya untuk seorang wanita hamil. Sebuah kebaikan kecil, tapi bermanfaat bagi orang lain (halaman 3-5). Membantu biaya pengobatan seorang bayi, anak dari tetangga yang hidupnya kekurangan, menjadi kisah yang sarat hikmah. Seorang bayi yang tadinya tergolek lemah akhirnya bisa sehat kembali hingga kini. Menolong orang yang kesusahan adalah wujud kebaikan berupa meringankan beban orang lain (halaman 10-15). Dalam kisah "Waria Juga Manusia", diceritakan tentang beberapa orang dari kelompok tersebut yang berusaha kabur dari sebuah razia. Dalam kondisi kalut dan tak ada uang, mereka menyetop angkutan kota. Siapa sangka masih ada orang yang rela menyisihkan uangnya untuk mereka agar bisa makan (halaman 23-25). Tidak semua orang bisa menerima dan menyukai seseorang. Ada kalanya karena alasan tertentu mereka justru membenci. Dalam kisah ini, diceritakan tindakan membalas kebencian dengan kebaikan ternyata mampu meluruhkannya (halaman 51-54). Kisah "Kamera Hilang Itu Kini Kembali" menceritakan sebuah kamera yang merupakan sumber nafkah. Kamera itu hilang namun bisa kembali pada pemiliknya. Ini tak lain karena kekuatan doa yang terus-menerus dipanjatkan (halaman 161-163). Dari semua kisah yang berhasil direkam, bisa diambil benang merah bahwa kebaikan itu sangat membahagiakan. Kisah-kisah yang awalnya diliputi kehilangan, kesedihan, beban berat, dan kebencian, akhirnya sirna ketika kebaikan datang. Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mengalir. Tidak ada unsur menggurui atau bahkan menghakimi. Pembaca dapat mengambil hikmah dari beragam kisah yang disajikan bahwa kebaikan bisa dilakukan dari hal-hal yang sederhana. Jadi, tidak ada alasan untuk menunda berbuat baik kepada sesama. (Ety Handayaningsih S - sumber: www.koran-jakarta.com) Judul | : | Penulis | : | Penerbit | : | Tahun | : | Genre | : | Tebal | : | ISBN | : |
|