Kesehatan adalah harta paling berharga yang menjadi sumber kebahagiaan manusia. Kesehatan merupakan karunia Yang Mahakuasa dan menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap orang untuk menjaganya dengan baik. Tanpa dibekali kesehatan, bisa dipastikan manusia tidak akan bisa melakukan beragam aktivitas. Sekalipun memiliki harta berlimpah, bila kondisi tubuh sedang sakit, seseorang tak bisa menikmatinya. Buku setebal 200 halaman ini mengajak pembaca bersama-sama mendeteksi beragam penyakit sejak dini melalui perubahan warna lidah, bau napas, dan urine. Buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama memaparkan bahwa bagian-bagian tubuh manusia seperti lidah, bau napas, dan urine bisa menjadi reseptor beragam penyakit. Bagian kedua mengupas tentang pencegahan berbagai jenis penyakit yang kerap menyerang tubuh seperti dehidrasi, demam, diabetes, hepatitis, tifus, dan anemia. Lidah dikenal sebagai indra pengecap atau perasa. Alat pengecap ini terdiri atas akar dan tubuh lidah. Akar lidah terdiri atas tonsil (amandel) dan jendela buntu, sementara tubuh lidah terdiri dari celah, punggung, dan ujung (halaman 8-9). Sebagai indra pengecap, lidah dapat mengenali empat macam rasa: manis, asin, asam, dan pahit. Keempat rasa tersebut muncul karena adanya kandungan bahan-bahan kimia dalam makanan dan minuman. Maka, makanan kering kurang bisa dikenali rasanya dan baru bisa dirasakan bila telah bercampur dengan ludah (halaman 10-11). Berubahnya warna lidah ternyata tidak terjadi secara kebetulan. Namun, menjadi sebuah sinyal tentang kondisi kesehatannya. Karena selain sebagai indra perasa, lidah juga berfungsi sebagai reseptor terhadap kesehatan (halaman 12). Warna lidah manusia yang normal sedikit merah (pink). Ketika lidah dalam keadaan berwarna merah cerah, biasanya tengah terjadi gangguan dalam tubuh. Jika lidah berwarna merah agak kekuningan, pertanda sedang mengalami demam tinggi. Masih banyak perubahan warna lidah lainnya yang dijelaskan pada bab ini (halaman 14-17). Menurut para ahli, bau mulut tak sedap karena adanya bakteri-bakteri yang tumbuh di dalam mulut. Gigi yang tidak dibersihkan secara teratur akan menimbulkan tumpukan bakteri yang menyelinap di sela-sela gigi. Makanan yang mengandung minyak pedas, merokok, salah dalam menyikat gigi, adalah beberapa faktor yang akan memicu bau mulut menjadi tidak sedap (halaman 18-19). Menurut penelitian, ada beberapa penyebab munculnya gangguan bau napas tak sedap, di antaranya penyakit gusi, bakteri pada lubang dan sela-sela gigi, faktor genetika, gangguan perut (halaman 20-25). Yang perlu diingat, jangan sampai menganggap remeh bau napas yang kurang sedap karena ada beragam jenis penyakit yang ternyata bisa dideteksi dari situ. Air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan ginjal dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urine (halaman 28). Urine yang normal memiliki warna kuning muda, kuning tua, dan jernih transparan (halaman 29). Selain warna, bau urine juga bisa dijadikan sinyal adanya gangguan (penyakit) dalam tubuh manusia (halaman 31). (Sam Edy Yuswanto)
|